Ambisi Dortmund Balikan Prediksi "David dan Goliath"

Bayern Munich berambisi meraih gelar treble sekaligus menghilangkan kutukan. Borussia Dortmund ingin kembali mengulangi kenangan manis 1997. Dua ambisi ini akan bentrok di final Champions League dengan tajuk "Der Klassiker" atau duel klasik dua rival di sepakbola Jerman.

Bayern Munich memang pantas gregetan dengan final Champions League. Pada 2010 dan 2012, Die Roten sebenarnya mampu melaju hingga ke partai puncak. Namun, keduanya percobaan itu harus berakhir dengan kekalahan. Internazionale Milan dan Chelsea biang penyebabnya.

Kini percobaan akan kembali dilakukan Franck Ribery dan kawan-kawan. Sebaliknya, Dortmund yang menyandang status sebagai underdog juga punya ambisi untuk kembali membalikkan semua prediksi. Pada final 2007, Dortmund secara mengejutkan berhasil menumbangkan Juventus yang saat itu lebih diunggulkan. Juve dipaksa menyerah 3-1 lewat dua gol Karl-Heinz Riedle dan gol Lars Ricken.

Ya, berbicara peluang, kedua tim tentu memiliki peluang yang sama kuat. Namun, ada satu faktor yang tak dapat dipungkiri membuat kubu Dortmund pantas waspada. Dortmund harus bermain tanpa gelandang pintarnya, Mario Goetze. Pemain yang kebetulan musim depan ini akan menyeberang ke Munich dipastikan absen karena cedera.

Pelatih Dortmund sendiri mencoba menyikapi hal itu dengan santai. Maklum, Juergen Klopp tak ingin mental pasukannya anjlok pada laga yang akan digelar di Stadion Wembley, London, dini hari nanti. Sosok Kevin Grosskreutz dijadikan alibi Klopp jika Dortmund tak terpengaruh dengan cederanya Goetze.

Menengok jam terbang Grosskreutz memang masih kalah dengan Goetze. Maklum, gelandang 24 tahun ini kerap jadi pelapis bagi Goetze. Kematangan dan ketenangan mantan pemain Rot Weiss Ahlen ini akan diuji sepanjang pertandingan. Menanggapi hal itu, gelandang 24 tahun ini tampak menyimpan keyakinan tinggi.

"Kita tidak boleh lupa bahwa kita juga memenangkan permainan walaupun tanpa dia (Goetze). Sangat menyakitkan bagi Gotze tidak bisa bermain, apalagi dia juga gagal tampil di final DFB Pokal tahun lalu," kata Grosskreutz dilansir Soccerway.

Grosskreutz boleh pede akan mampu menjalankan tugas Goetze. Namun, catatan statistik Goetze bagi Dortmund di ajang Champions League juga tak dapat dipungkiri. Goetze menjadi pemain Dortmund dengan assists terbanyak. Catatan 5 assists Goetze hanya kalah dari striker Paris Saint-Germain, Zlatan Ibrahimovic yang membukukan 7 assists. 

Mats Hummels Siap Jadi Tembok Kokoh DortmundSelain absennya Goetze, Dortmund juga punya masalah lain. Bek tengahnya Mats Hummels juga tidak dalam kondisi 100 persen. Bek timnas Jerman ini belum pulih dari cedera engkel yang dialaminya. Namun, Hummels tetap ngotot untuk tampil di laga penting ini.

Hummels mendapatkan cedera ini ketika Dortmund menghadapi Hoffenheim di laga terakhir Bundesliga, akhir pekan lalu. Engkel bek berusia 24 tahun itu tampak bengkak. Karena cedera itu, Hummels sempat dikhawatirkan akan absen lawan Munich.

"Engkel saya tidak seperti sebelum cedera, tapi saya masih dapat bermain," ungkap Hummels dikutip Reuters. "Ketika engkel saya terkilir, itu adalah momen yang membuat saya shock. Saya pernah mengalaminya," tambahnya.

Tak fitnya kondisi Hummels ini tentu akan coba dieksploitasi barisan depan Munich yang dimotori Mario Mandzukic. Barisan pertahanan Dortmund yang selama ini dikenal rapat akan mendapat ujian berat.

Munich "Tanpa" Masalah Berarti Sebenarnya masalah cedera pemain tak hanya dihadapi Dortmund. Sang lawan, Munich juga harus kehilangan beberapa pemainnya. Munich untuk kesekian kalinya tak akan diperkuat bek tengahnya, Holger Badstuber. Plus belum fitnya gelandang serang Toni Kroos.

Namun absennya Badstuber sebenarnya tak terlalu berpengaruh bagi FC Hollywood. Terbukti, Munich tetap perkasa meski ditinggalkan Badstuber sejak Desember tahun lalu. Pemain pelapisnya, Daniel Van Buyten dan Jerome Boateng dapat menjadi solusi jitu bagi Jupp Heynckes saat ditandemkan dengan Dante.

Sedangkan absennya Kroos juga masih mampu ditutup Thomas Mueller yang justru tampil gemilang termasuk saat menggulung Barcelona di babak semifinal dengan agregat 7-0. Delapan gol dan dua assists menjadi bukti tak terbantahkan peran besar seorang Mueller.

Catatan itu yang membuat kubu Munich tampak pede menghadapi laga bersejarah ini.

Sebagai catatan, ini menjadi laga pertama dua tim Bundesliga bersua di final Champions League. Dan dalam sejarah, hanya tiga kali dua klub dari negara yang sama bertanding di final. Madrid vs Valencia (2000), Milan vs Juventus (2003), dan Manchester United vs Chelsea (2008) menjadi tiga edisi sebelumnya.

"Secara sederhana, kami lebih kuat dari mereka. Kami tahu kekuatan Dortmund luar dalam," tegas Ribery. "Saya tidak tahu apakah kami akan kembali tampil di final lagi nantinya. Karena itu, kami akan mengerahkan kemampuan terbaik kami saat melawan mereka."

Namun, Munich juga bukan tanpa celah. Permainan yang terlalu individu kerap menjadi bumerang bagi FC Holywood. Hal itu yang pantas diwaspadai pelatih Jupp Heynckes. Sebaliknya, kerja sama tim selama ini menjadi ruh permainan Dortmund.

Nah, melihat catatan-catatan di atas, tentu sangat wajar jika Munich sedikit lebih diunggulkan kali ini. Bahkan, tak sedikit yang menganggap laga ini bak duel David versus Goliath. Namun semua masih harus dibuktikan di atas lapangan!


Perkiraan pemain
Borussia Dortmund (4-3-3): Roman Weidenfeller; Marcel Schmelzer, Mats Hummels, Neven Subotic, Lukasz Piszczek; Sebastian Kehl, Sven Bender, Ilkay Gündogan; Marco Reus, Robert Lewandowski, Jakub Blaszczykowski

Bayern Munich (4-2-3-1): Manuel Neuer; David Alaba, Dante, Jerome Boateng, Philipp Lahm; Javi Martinez, Bastian Schweinsteiger; Franck Ribery, Thomas Müller, Arjen Robben; Mario Mandzukic

Sumber : http://www.viva.co.id/